Libur telah pergi…hore…hore…
Siapa yang anak-anaknya bahagia saat libur telah pergi?
Sekolah sudah berjalan kembali, begitu pula untuk adik. Adik kembali mulai sekolah.
Adik kelas berapa? TK A
Sekolah di mana? Di rumah
Siapa gurunya? Bunda
Yup, saat abang berangkat ke sekolah dengan mengendarai motor bersama ayah, adik siap-siap ke sekolah di rumah bersama bunda. Mungkin ada yang menyebutnya home schooling, tapi bunda tidak menyebut begitu, bunda menyebutnya sekolah rumah.
Sekolah rumah adik tidak punya kurikulum tertulis. Kurikulumnya ada di kepala bunda dan biasanya tidak direncanakan rinci dari jauh-jauh hari. Beberapa kali bunda mencoba merencanakan dengan lebih rinci, selalu saja yang dilkukan berbeda dengan perencanaan. Jadilah bunda tidak lagi melakukan perencanaan dengan rinci. Hanya konsep besar saja yang direncanakan, praktiknya menyesuaikan keadaan dan bahan yang ada saat itu.
Adik senang dengan sekolah rumah. Sekolah rumah membuat adik belajar lebih disiplin. Pagi setelah sarapan, adik diingatkan untuk mandi dan siap-siap. Mandi dan siap-siap lebih sering dikerjakan sendiri oleh adik. Menyiapkan meja, tas, menyusun buku-buku di meja, dia lakukan sendiri. Sebelum itu semua siap, sekolah tidak dimulai.
Adik sekolah di rumah menggunakan seragam. Seragam adik, yaitu baju koko yang kadang kala ditambah dengan menggunakan peci. Baju koko dan peci dipilih sendiri olehnya. Mana yang ingin dia gunakan.
Jadwal sekolah rumah adik, sedikit menyesuaikan aktivitas bunda dan kemauan adik. Sesekali adakalanya adik minta libur ketika dia ingin main keluar rumah.
Ada tiga kegiatan dalam sekolah rumah adik, yaitu belajar hijaiyah, dibacakan buku, stimulasi motorik dan kognitif. Belajar hijaiyah menggunakan buku bekas abang tk. Berapa halaman yang di baca, lebih sering dia sendiri yang menetukan. Target bunda hanya satu halaman saja, tapi seringnya dia meminta lebih. Satu halaman hanya terdiri dari beberapa huruf yang diulang.
Dibacakan buku menjadi aktivitas wajib dalam sekolah rumah adik. Sesekali bunda meminta untuk tidak dibacakan buku pada hari itu, tapi gagal. Adik tidak mau tanpa dibacakan buku. Adik bebas memilih buku cerita yang akan bunda bacakan. Bunda hanya menentukan maksimal jumlah buku yang akan dibacakan hari itu. Jumlah buku menyesuaikan waktu bunda. Paling sering, maksimal tiga buku.
Stimulasi motorik dan kognitif ini bunda yang mentukan. Seperti yang sudah digambarkan di awal tulisan ini, kegiatan stimulasi menyesuaikan dengan keadaan dan bahan yang ada pada hari itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar