One, two. Three, four, five
Six, seven, nine, ten
Berhitung berapa banyak cinta
Yang sudah kuberikan
One, two. Three, four, five
Six, seven. Nine, ten
Berhitung berapa banyak cinta
Yang sudah kudapat
Tahu lirik lagu tersebut? Saya baru tahu malam ini. Lirik lagu tersebut saya cari setelah menonton film “Hijab”. Film itu sudah lama, tapi saya baru tahu dan ditonton beberapa jam sebelum tulisan ini ada. Dari lagu tersebut, saya hanya mengambil dua bait saja. Hanya dua bait itu yang berhubungan dengan tulisan kali ini.
Menonton film yang berhubungan dengan keluarga atau pasangan menjadi aktivitas yang saya sukai akhir-akhir ini. Setidaknya, untuk saya, ternyata aktivitas itu menimbulkan hal positif dalam diri, memperbaharui dan menambah rasa cinta pada pasangan. Apa hubungannya?
Hal-hal yang rutin adakalanya tidak terasa istimewa. Terasa biasa padahal berharga. Baru menyadari saat hal rutin tersebut hilang seketika. Menonton film tentang keluarga atau pasangan membuat saya dapat melihat rutinitas yang dilakukan pasangan menjadi berharga. Saat sadar bahwa banyak yang berharga, rasa cinta dan syukur semakin ada.
Dalam kehidupan berumah tangga, rasa cinta kadang redup kadang menyala. Ketika mulai redup, upayakan agar menyala kembali. Caranya tentu saja banyak, menonton film hanya salah satu diantaranya.
One, two. Three, four, five
Six, seven. Nine, ten
Berhitung berapa banyak cinta
Yang sudah kudapat
Menghitung-hitung kebaikan atau cinta pasangan adakalanya perlu. Bukan untuk membandingkan dengan kebaikan atau cinta yang kita berikan, melainkan untuk sadar bahwa dia mencintai kita dan bersyukur akan hal tersebut. Rasa syukur memudahkan kita untuk bahagia. Rasa bahagia sangat diperlukan dalam kehidupan berumah tangga. Meskipun banyak cara untuk menumbuhkan rasa syukur.
One, two. Three, four, five
Six, seven, nine, ten
Berhitung berapa banyak cinta
Yang sudah kuberikan
Menghitung kebaikan atau cinta yang kita berikan, rasanya tidak perlu jika itu tidak menambah kebaikan atau cinta. Akan tetapi, jika dengan menghitung kita merasa belum optimal memberi dan menjadi ingin memberi lebih banyak, menghitung-hitung menjadi relevan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar