Senin, 29 Oktober 2012

satu kata-cinta

:ayah
gua-gua menyaksikan kita
membisikkan kata-kata cinta
bahwa hidup ini tak diam
dan tidak tanpa tujuan

kau tak selalu berkata
tapi ada bahasa dalam jiwa
saat wajahmu menyentuh
pipiku
inginku berkata
bahwa aku mencintaimu
dan
syukurku menjadi bagian
dirimu

cita kita tak terkata
dalam bahasa yang menggelora
saat pasti
dalam senyap tangan kita
terlepas
dengan jiwa menyatu
menapak
cahaya

*terinspirasi dari film sanctum

Sabtu, 20 Oktober 2012

Se--Lam

sebulir air tergeletak
dalam pekat campuran teh
terlempar
terhempas
pada adukan dua pertiga
masuk seteguk
guncangan kerongkongan
menyehatkan
atau mematikan
tak ada pilihan
di
ujung awal

Genggam Pasir

di ujung air membiru
menyapu remah remah
makhluk manusia
menyapa dalam alpa
aku manusia juga
begitu riaknya

genggam pasir
meronta
aku
bukan
milikmu
teriak bisiknya

Perjalanan KauKita

suara kita menyatu
dalam deburan ombak
menyeruak tanpa
bertanya apa mau kita

kau berteriak apa ini
seakan hidup hanya saat ini

mata kita basah
oleh setumpuk garam laut
terlarut pada ujung mulut

kita tidak tahu setelahnya
kau recap atau tertumpah
dengan serapah

kau dan kita tak akan
selamanya menyelam bersama
maka
jalan ini telah kita periksa
untuk kau lalui
dengan petanda

nyatanya waktu kita tak cukup
sedang jalan
makin bercabang

setelahnya
giliran kau menapak
dibantu penerang
yang telah kita serahkan
tentu tak ada pasti
tak padam


Rabu, 10 Oktober 2012

Sepotong hari



: perisa
sepotong sore menghadap pada jendela kamar
membuka bincang tentang hilangnya separuh siang
dilalap pagi
tanpa jeda sinar merasuk alir darah
mengalir menuju jantung
menyesaki detak
dihitung detik kata
merenda petang
lalu
senja kembali tenggelam